Dalam masa awal implementasi Shiftsoft ke Gereja, ada beberapa pertanyaan yang muncul, seperti : “Gereja pake aplikasi buat apa?”, “Apa sih fungsi absen-absen di ibadah?”, atau bahkan ada yang berpikiran “Emang kalau ngga mau absen berarti ga boleh masuk Gereja?”
Untuk memulai budaya implementasi Shiftsoft ke Gereja bukanlah hal mudah. Tetapi jika melihat tujuan utama dibalik aplikasi ini, sebenarnya ada hal besar yang ingin kami capai melalui penggunaanya. Jadi sebenarnya, apa sih tujuan penggunaan Shiftsoft di Gereja itu?
SHIFTSOFT tidak hanya memudahkan Gereja dalam penyimpanan data, namun juga membantu Gereja mengolah data. Yang dimaksud disini adalah mengamati pertumbuhan Jemaat melalui data. Dalam penggembalaannya, Jemaat perlu dipantau perkembangannya, bagi dari segi rohani maupun keaktifannya. Namun Pemimpin Gereja tidak mungkin dapat mengamati setiap Jemaatnya satu persatu.
Disini peran Shiftsoft memberikan solusi untuk masalah ini, yaitu data. Shiftsoft menjadi instrument untuk mengumpulkan data, yang nantinya dapat dikelola oleh pihak Gereja. Dikelola seperti apa?
Setiap kali Jemaat melakukan absen, baik di acara besar seperti Ibadah Minggu atau acara kecil seperti komsel, Shiftsoft mencatat data kehadiran Jemaat tersebut. Data ini nantinya akan dipantau oleh pihak Gereja, sehingga akan terlihat Jemaat mana yang aktif hadir.
Data ini juga dapat membantu dalam beberapa kasus. Semisal ada Jemaat yang sering hadir, tiba-tiba berhenti hadir, karena sedang sakit atau dalam masalah. Dengan melihat data, Gereja akan dapat dengan cepat menyadari kehilangannya, sehingga follow up bisa lebih cepat terjadi.
Gereja juga dapat menganalisa, semisal angka kehadiran komsel pada hari Senin lebih banyak daripada komsel pada hari Kamis. Berarti dapat ditarik kesimpulan hari Senin lebih ideal untuk diadakan komsel.
Dari contoh-contoh tersebut, terlihat bahwa data kehadiran Jemaat memberikan banyak fungsi bagi pemimpin Gereja dalam memperhatikan Jemaatnya. Namun, hal ini hanya bisa dicapai apabila Gereja dan Jemaat sama-sama bekerja sama membiasakan diri dalam penggunaan fitur absensi.
Makanya, budaya untuk melakukan absen sebenarnya sangat penting bagi Gereja dan Jemaat, karena dari data absensi, Pemimpin Gereja dapat memperhatikan dan Jemaat dapat merasa diperhatikan.
Jadi bagaimana dengan Gereja Anda, masih mengabsen kehadiran Jemaat?